Dahlan Iskan Juga Manusia: Pengalaman pribadi mengenal Dahlan Iskan
Penulis: Siti Nasyi'ah (Ita)
Editor  : Yusak Sunaryanto
Deskripsi Buku : x+283 hlm
Penerbit : Elex Media Komputindo
---
Siapa sih yang tidak tahu dengan sosok Dahlan Iskan?
Mantan Menteri BUMN dengan gaya yang nyentrik dan menarik perhatian masyarakat pada kala itu.
Buku dengan judul Dahlan Iskan Juga Manusia ditulis oleh Siti Nasyiáh. Beliau akrab dipanggil Ita. 
---
Ketika membaca judul Dahlan Iskan Juga Manusia pasti teman-teman menganggap bahwa buku ini merupakan buku Biografi seorang Dahlan Iskan. Pada awalnya saya juga mengira begitu, ternyata dugaan saya SALAH. Buku ini bukanlah buku Biografi, melainkan buku yang menceritakan sosok Dahlan Iskan dari sudut pandang Anak Wedok (Perempuan Red) terhadap Abahnya, kemudian sudut pandang seorang karyawan kepada bos nya, dan yang paling ekstrim sudut pandang seorang wanita kepada musuhnya. 
Pemilihan sampul buku Dahlan Iskan Juga Manusia cocok dengan isinya. Perpaduan merah maroon dengan cream menampakkan kesejukkan saat memandangnya, dan diberi efek timbul pada bagian judulnya seakan-akan menjadi penegas yang akan disampaikan penulis. Di dalam buku ini terdapat komentar-komentar dari orang-orang yang pernah bekerja dengan Dahlan. Setiap halaman disusun secara rapi dan enak untuk dibaca.

---
Buku ini bermula dari seorang anak magang bernama Siti Nasyi'áh yang mulai akrab dipanggil Ita. Ita magang di Kantor Jawa Pos Surabaya. Jawa Pos termasuk tempat magang yang unik, karena pada saat pertama mengajukan magang di sana, Ita sudah langsung disuruh mencari berita. Mulai dari situlah Ita di didik untuk kerja, kerja dan kerja. Rasa dongkol mulai muncul ketika Ita menyajikan berita hiburan, kemudian Pak Bos Dahlan memarahi Ita, karena dianggap berita yang dia sajikan tidak layak. Dahlan ingin berita yang disajikan Jawa Pos berbeda dengan berita koran lain. Harus detail dan menggali lebih dalam informasi yang akan disajikan. Jangan asal-asalan membuat berita.
"Bikin berita itu kalimatnya jangan panjang-panjang. Singkat, jelas, dan akurat. Ini straight news" (hlm.171)
Kejadian itu yang membuat ita dihukum tidak boleh pulang hingga larut malam. Ita duduk di samping Dahlan untuk melihatnya mengedit berita. Tanpa ada percakapan. Setelah kejadian itu, Ita bertekad untuk tidak melakukan kesalahan kembali.
Dahlan Iskan tergambar seorang sosok yang cuek, jika marah beliau tidak mau berbicara, jika pun ditanya terus menerus beliau akan menjawab tidak tahu, tidak tahu dan tidak tahu. Namun jika orang yang bersangkutan sudah meminta maaf, maka hatinya sudah luluh kembali. Namun beliau tidak serta merta marah. Beliau marah jika orang yang sudah beberapa kali diperingati tetapi tetap saja bandel.
Semua wartawan didoktrin untuk menjadi wartawan handal, cerdas, dan berkompeten.
Ada sebuah kasus yang membuat Ita semakin terkenal,  yaitu kasus Haji Nunut. Haji Nunut adalah kasus pemuda asal Jombang yang tidak memiliki uang untuk pergi Haji, namun dengan kecerdikannya dia bisa mengelabui petugas bandara, dan petugas haji. Kasus yang ditemukan Ita di Bandara berdasarkan kesaksian para petugas, membuat pemerintah malu. Saat kasus tersebut terbongkar Ita mendapatkan teror yang membuat dirinya takut dan memutuskan untuk resign dari Jawa Pos. Namun Dahlan Iskan mencegahnya. Karena berita yang didapat nya merupakan berita bagus.
"Wartawan kok cengeng, wartawan kok nangisan"(hlm.178)
"Tunjukkan wartawan itu bisa segalanya. Tak bisa diatur-atur. Tak bisa ditekan-tekan"(hlm.179)
Walaupun Ita menemukan berita dengan taruhan nyawa nya, namun Dahlan Iskan tidak pernah memuji, yang ada mencela, dan mengkritik hasil tulisan Ita. Namun cara mendidik seperti itu lah yang diterapkan, supaya wartawan tidak cepat puas dengan hasil yang diperolehnya. Cara mendidik Dahlan sangat beda dengan yang lain. Tidak sampai disitu saja prestasi Ita. Kini Ita mendapatkan undangan khusus ke kediaman Walikota Surabaya, karena tulisannya mendapatkan nominasi juara. Saat mendengar kabar itu, Dahlan mengajukan diri untuk mengantarnya dengan mobil kantor. Berhubung mobil kantor dipakai semua, yang ada hanya mobil pick up. Tanpa pikir panjang Dahlan mengantarkan Ita dengan mobil pick up pengangkut sampah. Sesampai nya di sana ternyata artikel Ita menyabet Juara Pertama. Dahlan Iskan bertepuk tangan. Mereka segera kembali ke kantor alih-alih ada pekerjaan. Sesampainya di Kantor Dahlan mengumumkan kemenangan Ita, dan Ita diminta mentlaktir semua yang ada di kantor.
Seiring berjalannya waktu Dahlan Iskan diangkat menjadi CEO Jawa Pos. Sudah semakin jarang di kantor. Karir nya terus meningkat. Namun kesehatan nya terganggu, beliau mengidap penyakit Hepatitis sama seperti ibu dan kakaknya dulu, yang menyebabkan ibu dan kakaknya meninggal. Dahlan dibawa berobat ke luar negeri untuk ganti hati. Sering juga dirawat di rumah sakit.
"Penyakit itu harus dilawan. Urusan nyawa itu hak Tuhan."(hlm.235)
Kecintaan nya terhadap sepak bola, membuat Dahlan lari dari rumah sakit hanya untuk menonton Persibaya. Hal gila yang pernah dilakukannya, memboyong semua suporter Persibaya ketika Liga ke Jakarta menggunakan kereta, pesawat jet, dan 300 bis lebih. Udah kayak mau pindah kampung aja. Ketika pulang ke Surabaya, karena ada kabar akan dicegat oleh suporter dari semarang. Untuk menghindari keributan, Dahlan tidak kehabisan ide. Dia memboyong semua suporter dengan menggunakan kapal perang TNI AL. Memang gila. Kejadian inilah menjadi catatan awal mula muncul istilah Bondo Nekat yang sering kita sebut Bonek. Dahlan Iskan disebut menjadi mbah nya bonek. Dahlan diangkat menjadi manajer Persebaya. Hari demi hari karir Dahlan Iskan meningkat. Menjadi Direktur Utama PT PLN dengan memunculkan ide-ide cerdas. Sampai beliau diangkat menjadi Menteri BUMN. Namun tidak selayaknya seorang Menteri. Dahlan Iskan masih dengan gaya berpakaian nya yang santai. Namun beda nya sudah tidak memakai kaos lagi, melainkan memakai kemeja putih, celana kain, dan sepatu kats. Sebagai seorang Menteri, gaya nya yang sangat sederhana tidak luput dari pro dan kontra. Tidak sedikit yang mengira bahwa Dahlan Iskan hanya melakukan pencitraan, namun memang itu lah nyata nya. Tidak ada hal yang dibuat-buat. Tidak jarang Dahlan turun langsung di lapangan.
"Untuk bisa jadi besar, seorang pemimpin harus mau turun ke lapangan secara langsung. Unutk bisa mengetahui kekurangan, memang harus tau kondisi riil."(hlm.254)
 Terlihat aneh jika sosok Dahlan Iskan hanya duduk saja, memerintah bawahannya untuk melakukan sesuatu.
---
Melalui buku ini, pembaca dibawa seakan-akan melihat langsung kejadian-kejadian lucu dan menegangkan perjalanan karir Dahlan Iskan dan Ita. Buku ini dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami. Sehingga pembaca menikmati setiap halaman yang dibacanya, dan membayangkan semua kejadian yang ditulis. Cerita yang sangat menarik ketika penulis membahas "Haji Nunut" ada rasa ketakutan dan lucu ketika pembaca menikmati ceritanya. Penulis juga cerdas, meletakkan setiap bagian cerita supaya tidak membosankan. Pembaca dapat mengetahui tentang dunia penerbitan surat kabar dan resiko-resiko jadi wartawan. Namun dari semua kelebihan buku ini, pembaca sangat menyayangkan ada beberapa salah ketik dalam buku ini.
Namun buku ini cocok sekali untuk pembaca yang nge fans dengan Dahlan Iskan, dan cocok juga untuk orang yang membenci Dahlan Iskan. Supaya mengetahui sosok Dahlan Iskan yang sebenarnya.

untuk penggemar Dahlan Iskan bisa di cek ya di website Catatan Harian Dahlan.