Penulis            : Alvi Syahrin

Tahun Terbit : 2019

Penerbit         : Gagas Media

Kota Terbit    : Jakarta

Deskripsi        : xii+ 229 hlm.; 24 cm.

 

Terlintas dalam hati ketika membaca judul Jika kita tak pernah jadi apa – apa, membayangkan seseorang yang selama hidupnya tidak pernah mewujudkan apa yang dia inginkan, tapi masa sih ada yang seperti itu? Kenapa di toko buku, buku ini memasuki deretan buku Best Seller? Aku selalu penasaran dengan buku – buku Best Seller. Setelah aku baca, dan aku paham. Memang buku ini layak masuk dalam kategori Best Seller.

Jika kita tak pernah jadi apa – apa. Sering kali kita menentukan standar – standar hidup mengacu pada apa yang orang lain tampilkan di society and media. Ko bisa ya dia di umur segitu sudah punya ini, itu, bla bla bla. Yang akhirnya lama kelamaan standar hidup kita dikendalikan oleh society and media. Tapi coba deh renungkan.

Lihatlah awan – awan itu terbentuk. Seperti begitu acak, berantakan, tak simetris. Namun, perhatikanlah, ia tak butuh simetris dan teratur untuk terlihat indah. Ia tak butuh standar tertentu untuk tetap indah. Awan tetaplah awan. (hlm.5).

            Jika kita tak pernah jadi apa – apa. Mengajarkan sebuah arti hidup yang memang harus dipegang oleh setiap manusia. Di dunia ini kita boleh mempelajari apapun yang kita mau, untuk menunjang prestasi ataupun menambah skill, yang kita rasa akan berguna di masa depan. Berbicara mengenai masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, kekecewaan yang mendalam, kematian yang pasti, maka ada satu hal yang paling penting yaitu Kepercayaan. Kita tak hanya butuh skills ini-itu, kita juga butuh life skill yang didapat ketika mempelajari kepercayaan sendiri. Karena dalam kepercayaan atau agama, kita dapat belajar tentang keikhlasan, menerima takdir (hlm. 218 – 219).

            Jika kita tak pernah jadi apa – apa. Mau jadi apakah kamu? Itu pertanyaan yang sering terlontar, entah pada diri sendiri atau orang lain menanyakan itu. Terkadang merasa insecure oleh pertanyaan itu, namun ketahuilah, kerjakan semaksimal mungkin apa yang ada di depanmu.

Sebagai contoh Merie Kondo, dia begitu tertarik pada beres – beres. Sangat remeh bukan? Namun justru karena itu Merie Kondo menjadi konsultan beres – beres di Jepang. Atas ketekunan dan menjalani apa yang menjadi ketertarikannya. Dan masih banyak lagi kisah – kisah motivasi yang akan membentuk pengembangan diri.

            Buku yang terdiri 45 BAB bukan hanya memotivasi duniawi, namun penulis juga menyisipkan nasihat – nasihat dan motivasi religius. Ditulis menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga mudah dipahami dan mudah dicerna makna yang ingin penulis sampaikan. Sangat direkomendasikan untuk yang sedang dalam kebingungan, kegundahan persoalan duniawi. Gundah memilih kuliah, memilih pekerjaan, atau bahkan hampir putus asa atas takdir yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.